ANGRY


angrySebuah artikel mengatakan bahwa apabila ada 2 (dua) orang atau lebih yang sedang marahan, mereka akan saling berteriak, sekali pun mereka duduk berdekatan. Mengapa? Karena 2 (dua) orang atau lebih yang sedang dalam keadaan marah, akan memiliki hati yang saling berjauhan, sehingga pada saat marah, kecenderungannya akan berteriak. Oleh karena itulah mengapa pada saat sedang marah, ada orang-orang yang sering mengeluh “saya tidak mengerti jalan pikirannya”, “saya tidak tahu apa maunya”, dan lain sebagainya.

            Sebaliknya, apabila ada 2 (dua) orang, sepasang kekasih misalnya, sedang jatuh cinta dan saling berbicara, sekali pun mereka tidak berkata-kata, mereka dapat berkata “saya mengerti jalan pikirannya”, “saya mengetahui apa yang dia inginkan”, dan kalimat-kalimat lainnya yang menunjukkan bahwa mereka itu sudah saling memahami, sekali pun tidak saling berbicara. Kalau pun berbicara, sekali pun dengan nada yang sangat pelan, sangatlah mungkin bagi mereka untuk saling mendengar. Mengapa? Karena hati mereka memang serasa sangat dekat. Kasih itu mempersatukan hati dan pikiran antara seorang yang satu dengan seorang yang lain.

            Ada seorang paman yang bernama Fik dan seorang bibi yang bernama Vin. Mereka berdua tidak pernah akur, selalu ada saja masalah kecil yang menimbulkan kemarahan. Paman Fik adalah seorang yang sangat egois, karena dia merasa adalah seorang pria (suami), maka dia merasa harus dihormati dan dihargai sebagai selayaknya kepala keluarga. Istrinya, bibi Vin tidak boleh membantah. Padahal didalam alkitab pun dikatakan bahwa seorang istri, adalah pendamping suami dan penasehat, yang seharusnya memperoleh cinta dari suami.

Bibi Vin adalah seorang yang tidak suka barang-barang berserakan. Sedangkan paman Fik selalu meletakkan barang dengan semena-mena, tidak pada tempatnya, dan asal taruh. Sebaliknya paman Fik adalah seorang yang tidak suka menyimpan makanan didalam kulkas, tetapi karena ada pemikiran seperti misalnya memang semua sudah cukup makannya dan masih ada sisa, maka bibi Vin menyimpannya dalam kulkas. Hal-hal yang kelihatannya bagi sebagian orang adalah hal yang sederhana, masalah kecil, tetapi bagi paman Fik dan bibi Vin hal-hal tersebut dapat memicu pertengkaran, dan tak jarang hal itu dapat membuat paman Fik sampai marah besar dan hampir membunuh bibi Vin karena kekesalannya.

Masalah lain, bibi Vin tidak suka pada saat ia duduk melihat TV, lalu paman Fik berdiri dibelakang kursinya, karena baginya itu mengganggunya. Sedangkan paman Fik memang ‘aneh’, selalu saja suka berdiri di belakang kursi bibi Vin walau hanya beberapa menit.

Paman Fik bercerita kepada sahabatnya tentang bibi Vin dan mengatakan bahwa bibi Vin adalah istri yang semaunya sendiri dan aneh. Sebaliknya bibi Vin juga mengatakan bahwa paman Fik adalah seorang suami yang egois dan aneh. Mereka seperti tidak saling mengenal, mereka tidak mengetahui isi hati masing-masing, karena ada kemarahan di hati mereka dan mereka lebih memilih untuk saling menyakiti dan membalas dendam.

Cerita lain ada sepasang suami istri yang memiliki hubungan yang berbeda dengan paman Fik dan bibi Vin. Sang suami bernama Tori dan istrinya bernama Hela. Suami istri Tori dan Hela memiliki hubungan yang sangat rukun dan romantis. Mereka sepakat agar meluangkan waktu minimal 1 (satu) bulan 1 (satu) kali mereka bisa keluar kota untuk beristirahat dan berlibur.

Tetapi yang namanya hubungan, tidak akan pernah tidak ada konflik. Suatu hari Tori terlambat menjemput Hela, padahal Hela sudah mengatakan bahwa ia tidak boleh datang terlambat untuk pertemuan dengan seorang teman malam itu. Akhirnya pada waktu Tori datang, Hela langsung marah. Namun kemudian Tori berusaha menjelaskan dengan jujur dan mengakui kesalahannya bahwa ia tidak melihat jam dan beranggapan bahwa masih ada banyak waktu untuknya bekerja, kemudian Tori meminta maaf.

Pengakuan Tori tidak dapat meredakan kemarahan Hela pada saat itu, tetapi dengan adanya kejujuran Tori dan adanya pertemuan Hela dengan temannya (adanya beberapa selang waktu), maka membuat hati Hela dapat luluh dan tidak lagi marah-marah dengan Tori.

Karena kejujuran Tori dan perlakuan Tori yang tidak membalas kemarahan Hela, menyebabkan mereka dapat membicarakan dengan baik-baik masalah keterlambatan itu, sehingga kemarahan tidak sampai berlarut-larut dan permasalahan selesai.

Kedua kisah tersebut di atas menceritakan tentang suatu kemarahan, tetapi bedanya kisah yang satu adalah kisah yang mana tidak ada yang mau mengalah dan selalu berusaha membalas dendam, serta tidak mengakui kesalahannya (egois), dan kisah yang satu lagi adalah kisah yang mana ada pengakuan terhadap kesalahan yang telah dilakukan oleh salah satu pihak dan adanya saling pengertian.

Kemarahan dapat terjadi dalam diri setiap orang dan itu adalah manusiawi. Tetapi jika dibalas dengan kemarahan yang lain, maka kemarahan itu tidak akan kunjung reda, yang ada adalah dendam dan sakit hati. Akibatnya kemarahan yang disimpan didalam hati akan menjadi seperti bom waktu yang dapat meledak sewaktu-waktu dan dapat mengakibatkan hal-hal yang buruk (kita bayangkan sebuah bom yang meledak, akan menyebabkan kematian bagi orang-orang disekitarnya dan itu adalah sebuah bencana/hal buruk).

Kemarahan juga tidak selamanya buruk, kadangkala dapat mengubah atau menyadarkan seseorang akan kesalahannya. Tetapi alangkah baik jika kita tidak perlu marah-marah, karena kemarahan dapat membuat sakit bagi tubuh jasmani dan sakit hati bagi orang yang dimarahi.

Jadi, apabila kita dapat memberikan respon yang baik bagi orang yang marah-marah dengan kita, maka kita akan meredakan amarahnya meski secara perlahan. Tetapi ingatlah, bahwa kita harus bersikap baik, menjawab dan menjelaskan dengan baik masalah yang sebenarnya, seperti contoh seorang Tori pada cerita di atas. Jujur dan tidak dibuat-buat, akan membuat orang lain mengerti apa yang terjadi dengan kita, sekali pun ia sedang marah.

Jika kita pada posisi seseorang yang dibuat marah, maka jangan simpan kemarahan itu berlama-lama dan berlarut-larut. Segera selesaikan dan jangan diingat-ingat. Jangan lupa untuk meminta maaf dan menjelaskan mengapa kita marah karena kita mungkin mudah untuk melupakan kemarahan kita, tetapi orang lain yang kena marah tidak akan mudah melupakan kata-kata kita itu.

Tetapi…jika bisa bersabar dan menahan emosi, maka pilihlah untuk tetap bersabar dan tekan emosi sebisa mungkin. Pilihlah untuk bersukacita, bersenang-senang, hidup berdamai dengan siapa pun juga, percayalah, hidup akan lebih menyenangkan.

Segala yang dikatakan pada artikel ini sepertinya mudah untuk diucapkan. Tetapi percayalah bahwa menjadi sabar adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, saran terakhir yang dapat dikatakan oleh penulis adalah kita harus bergantung pada Bapa kita yang Maha Pengasih dan hanya daripadaNyalah kita akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi, asalkan kita mau dan oleh karena pertolonganNya kita akan dimampukan. Amin…

Tinggalkan komentar